Organisasi Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengeluarkan laporan dari hasil penelitiannya bahwa perubahan iklim secara signifikan meningkatkan risiko terhadap kesehatan mental dan kondisi psikososial masyarakat.
Akibat dari perubahan iklim ini lebih luas dari sekedar dampak terhadap perubahan fisik dan perilaku iklim, seperti kenaikan temperatur,kenaikan permukaan air laut, gagal panen, pencairan es di kutub, dan perubahan perilaku binatang. Akibat lebih luas dan belakangan semakin disadari adalah risiko gangguan kesehatan mental terutama untuk kelompok anak-anak, remaja, orang tua dan kelompokyang memiliki kondisi kesehatan mendasar.
Wujud dampak terhadap kesehatan mental berupa tekanan emosional atau stress, kecemasan, depresi, ketidakberdayaan, ketakutan dan kesedihan, kecenderungan untuk bunuh diri, ketergantungan terhadap alkohol dan narkoba, bahkan munculnya konsep baru seperti solastalgia, eco-anxiety, dan ecological grief.
Faktor Penyebab Gangguan Kesehatan Mental
Melengkapi laporan riset dari IPCC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa kesehatan mental dipengaruhi olah faktor-faktor seperti usia,jenis kelamin dan status sosial ekonomi serta kondisi yang bertumpuk dari dampak perubahan iklim.
Kondisi bertumpuk dan saling berkaitan dari pengaruh perubahan iklim seperti misalnya daerah yang mengalami kekeringan maka serta merta mengalami kerentanan pangan, timbul dan ancaman bermacam penyakit, kekurangan gizi, bahkan risiko banjir ekstrem.
Daerah yang mengalami kekeringan menghadapi juga fenomena hilangnya mata pencaharian, angka kemiskinan meningkat, menipiskan akses terhadap kesehatan dan pendidikan, serta ancaman kematian. Perubahan iklim berdampak terjadinya migrasi sosial sebagai upaya mencari kehidupan dan lokasi yang lebih baik, dan meningkatkan konflik sosial.
Data dari WHO menyebutkan bahwa 3 dari 4 orang tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan ada 1 milyar orang dalam kondisi masalah terhadap kesehatan mentalnya. Tanpa memperhitungkan pengaruh perubahan iklim, kondisi yang terjadi adalah masyarakat yang mengalami kesehatan mental kurang dari 20 persen yang terlayani oleh fasilitas kesehatan. Jumlah pekerja kesehatan mental hanya 13 orang per 100 ribu orang.
Pada tahun 2021 dari 95 negara di dunia, baru 9 negara yang memberikan dukungan kesehatan mental dan psikososial dan aksi kesehatan mengatasi dampak perubahan iklim. Dana yang tersedia sekarang hanya 2 persen dari kebutuhan global sebanyak 1 trilyun dollar.
Perbedaan data di atas terjadi pada negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah dengan negara berpenghasilan tinggi. Perbedaan kondisi negara tersebut berpengaruh terhadap pemahaman mengenai dampak perubahan iklim terhadap kesehatan mental dan psikososial. Sayangnya, negara berpenghasilan rendah dan menengah menjadi bagian yang paling dirugikan dari dampak perubahan iklim meskipun kontribusi terhadap emisi gas rumah kaca terhitung sedikit.
Kesehatan Mental
Kesehatan mental dalam lingkup masyarakat adalah kondisi yang sejahtera dengan masyarakat yang menyadari potensinya, mampu mengatasi tekanan hidup, dapat bekerja produktif, dan memberikan manfaat bagi lingkungannya.
Kesehatan mental dalam lingkup pribadi adalah kondisi emosional, psikologis, dan sosial yang mempengaruhi bagaimana seseorang berfikir, merasa, dan berperilaku. Kondisi ini meliputi bagaimana seseorang mengatasi stress, menjalin hubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan yang positif untuk hidup mereka. Kesehatan mental yang baik membantu seseorang mengatasi perubahan dan kesulitan dalam hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk berfungsi secara optimal.
Kondisi mental yang terganggu membutuhkan penanganan baik secara personal maupun secara komunal. Dalam hal ini, kerangka kerja WHO dituangkan dalam Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial (MHPSS). MHPSS ini bertujuan menyatukan faktor-faktor yang merespon keadaan daruta dan melakukan pendekatan beragam serta melengkapi upaya pemberian dukuangan yang tepat.
Solusi Atasi Masalah Kesehatan Mental
WHO merekomendasikan lima pendekatan dalam mengatasi kesehatan mental sebagai berikut:
1.Program kesehatan mental yang dilakukan harus terintegrasi dengan program penanganan perubahan iklim.
2.Aksi memperbaiki iklim menjadi aksi yang terintegrasi dengan dukungan kesehatan mental.
3. Dilakukan pendekatan berbasis komunitas dengan dukungan komitmen global yang terus-menerus dibangun sehingga bisa mengurangi kerentanan kesehatan mental.
4.Memberikan pendanaan yang setara untuk setiap negara sehingga tidak ada kesenjangan dalam pendanaan.
5.Memberikan dukungan pada aksi penanganan psikososial
Solusi Mengatasi Kesehatan Mental Pada Lingkup Individu
Berikut adalah cara yang bisa dilakukan untuk menangak masalah kesehatan mental pada lingkup individu.
1.Terapi: Terapi dapat membantu seseorang memahami dan mengatasi masalah kesehatan mental mereka. Terapi dapat dilakukan secara individu atau kelompok.
2.Meditasi dan relaksasi: Latihan relaksasi seperti yoga, meditasi, atau latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres dan memperbaiki kesehatan mental.
3.Olahraga: Olahraga dapat membantu meningkatkan kondisi fisik dan mental. Olahraga dapat membantu mengurangi stres, memperbaiki mood, dan memperkuat rasa percaya diri.
4.Konsumsi makan sehat: Makan makanan sehat yang kaya akan nutrisi dapat membantu memperbaiki kesehatan mental dan menjaga keseimbangan hormon.
5.Berkomunikasi: Berkomunikasi dengan orang terdekat dan berbicara dengan orang yang dapat dipercayai dapat membantu mengatasi masalah kesehatan mental.
6.Konsultasi dengan profesional kesehatan mental: Seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental serius dapat mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog
Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif
Kesehatan mental berkaitan erat dengan lingkungan yang kondusif. Dampak perubahan iklim membuat lingkungan sekitar menjadi tidak ramah dan destruktif. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang memiliki kriteria seperti berikut ini:
1.Dukungan sosial: lingkungan yang memiliki hubungan positif dan dukungan antar individu dapat membantu meningkatkan kesehatan mental.
2.Aktivitas positif: lingkungan yang menyediakan aktivitas positif dan menyenangkan, seperti olahraga, hobi, atau kegiatan sosial, dapat membantu memperbaiki mood dan meningkatkan kesehatan mental.
3.Keamanan: lingkungan yang aman dan bebas dari ancaman fisik dan emosional dapat membantu mempertahankan kesehatan mental.
4.Akses ke layanan kesehatan mental: lingkungan yang memfasilitasi akses mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan mental dapat membantu individu untuk mengatasi masalah mental.
5.Perlakuan yang adil dan inklusif: lingkungan yang menghormati dan menghargai perbedaan individu dapat membantu membangun rasa percaya diri dan meningkatkan kesehatan mental.