Skip to content

Berbagai Alasan Mengapa Harus Go Green

mengapa go green

Mengapa Harus Go Green? – Berkenaan dengan urusan pekerjaan, beberapa hari terakhir saya acap bersentuhan dengan keywords: go green, green lifestyle, sustainability, sustainable lifestyle, dan lain sebagainya yang sejenis. Opo tho Go Green iku? Apaan sih Go Green?. Tulisan ini merupakan arsip dengan data-data lama.

Kalau meminjam definisi milik urbandictionary, Go Green didefinisikan sebagai gaya hidup ramah lingkungan misalnya dalam wujud: membeli produk lokal, memilih bersepeda, mendaur ulang sampah, dll. Gaya hidup ramah lingkungan sebenarnya sudah mulai menggejala beberapa tahun terakhir. Namun mungkin hingga saat ini masih ada keraguan juga, kenapa sih harus go green? Segenting apakah situasinya sehingga semua harus kembali pada gaya hidup ramah lingkungan ini? Nah saya merangkumkan beberapa alasan di bawah ini untuk teman-teman.

1. Keterbatasan Sumber Daya

Disadari atau tidak, faktanya tak semua sumberdaya itu renewable. Bahan bakar minyak misalnya, okelah kita bisa mencari teknologi penggantinya, namun nyatanya hingga saat ini kita masih menggunakannya. Contoh lain, air. Memang sih siklus hidrologi akan terus berputar. Namun berapa persen air sih yang bisa kita gunakan? Nyatanya akses terhadap air bersih masih belum 100 persen lo.

Data tahun 2011 menunjukkan akses terhadap air bersih yang baik di pedesaan 84 persen. Itu rata-rata, lo. Banyak daerah yang masih di bawah itu. Contohnya seminggu lalu pada saat saya mengikuti rapat Pokja Sanitasi di daerah saya, akses terhadap air bersih terhitung hanya pada kisaran 50-60 persen. Baca juga: Menyusun puzzle Sampean memahami dan menjaga air untuk Indonesia lebih baik.

2. Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Ada yang masih menyimpan kenangan masa kecil, misalkan berenang jebar-jebur di sungai yang jernih segar? Tengoklah lokasi yang sama sekarang sudah, banyak perubahan? Besar kemungkinan sudah jauh lebih keruh dan kotor. Saya pernah mendapat cerita seorang bapak sepuh, ketika itu saya sedang sampling air di suatu sungai. “Dulu, disini sangat banyak ikan. Kalau mancing di sini pasti dapat banyak ikan. Sekarang? Enggak ada lagi”.

Nah, kedua ilustrasi tadi hanya secuil hal yang menggambarkan betapa telah terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Itu belum bicara data empiris. Data resmi yang dirilis dalam Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI) 2010 oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa sampai tahun 2007, kualitas air sungai di Jawa Barat menunjukkan kondisi memprihatinkan. Hasil penelitian yang terhadap 7 sungai utama yaitu Cimanuk, Citarum, Cisadane, Kali Bekasi, Ciliwung, Citanduy dan Cilamaya, semuanya menunjukkan status mutu D ( kondisi sangat buruk). Baca juga: Strategi pemantauan sungai berbasis komunitas.

Sungai Citarum bahkan sudah masuk ke tingkat pencemaran berat. Banyak parameter kunci yang sudah melebihi baku mutu, baik dari limbah organik hingga kandungan logam berat. Penyebabnya? Kurang lebih 40 persen limbah Sungai Citarum adalah limbah organik dan rumah tangga, sisanya limbah kimia atau industri dan limbah peternakan serta pertanian. (Pikiran Rakyat, 30 Desember 2009). Nah! Jangan lupa, yang 40 persen limbah domestik itu kontribusi penduduk lo ya. Sedangkan sektor industri, pertanian, peternakan, siapa konsumennya? Ya, kita!

Nah, itu baru urusan air. Bagaimana dengan udara? Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya konsentrasi beberapa pencemar udara seperti HC, karbon monoksida juga sudah berada di atas baku mutu (SLHI 2010).

3. Global Warming

Ada yang masih meragukan global warming? Semacam enggak percaya, beneran enggak sih bumi kita memanas? Dan serentetan bahaya lainnya. Nonton deh The Inconvinient Truth, faktanya jelas terpapar di sana. Iya sih, ada juga yang bilang si mister Al Gore ini lebay, rada menakut-nakutin dengan isu global warming ini. Sedihnya saya harus bilang, ini nyata! Baca juga: Langkah praktis skala rumah tangga untuk mencegah pemanasan global.

4. Agama Apapun Mengajarkan

Agama, apapun itu, selalu membawa pesan kebaikan, salah satunya ajaran untuk menjaga lingkungan. Dalam agama Islam misalnya, dien yang saya yakini banyak sekali ayat dari kitab suci maupun sunnah (perkataan atau perbuatan yang dicontohkan Nabi) yang sangat berpihak pada kepentingan lingkungan. Misalnya saja tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan air untuk wudhu. Bayangkan, untuk wudhu saja yang berhubungan dengan hal ibadah, diperintahkan untuk tidak berlebihan, apalagi hal lain yang mungkin sifatnya bukan hal yang pokok.

5. Alasan Kesehatan

Bumi yang sakit membuat manusia juga sakit. Polusi udara membuat manusia sakit pernapasan. Air yang tercemar juga membuat manusia sakit dari gatal-gatal hingga diare. Tanah yang tercemar membuat tanaman tak lagi sesubur sebelumnya, dsb. Sayuran dan bahan pangan yang mengandung residu pestisida tinggi juga menyebabkan berbagai gangguan pada kesehatan manusia. Jadi, konsekuensi logis, bahwa jika kita mencemari lingkungan, maka lingkungan akan membuat kita sakit. Langsung maupun tak langsung.

Mendaur Ulang Sampah

Mendaur ulang sampah adalah cara terbaik untuk turut serta menjaga kelestarian bumi. Berikut adalah tips sederhana untuk mendaur ulang sampah. Lakukan sekarang, mulai dari diri sendiri, dari yang kecil.

-Pisahkan sampah organik atau yang basah seperti  sisa sayuran, sisa makanan, sisa pemangkasan tanaman, dll dengan sampah non organik atau kering dalam 2 tempat sampah yang berbeda.
– Sampah organik atau basah tersebut dikomposkan.
– Sebisa mungkin, pergunakan kembali sampah kering yang bisa digunakan seperti  kertas-kertas bekas, second paper yang baliknya masih kosong.
– Berikan sampah kering yang sudah tidak bisa gunakan kepada pemulung, seperti kertas, kardus, kaleng, dan sebagainya.
– Jika kita memiliki kreatifitas, kita bisa menggunakan sampah kering seperti plastik, pipa, botol dan sebagainya sebagai bahan kerajinan yang bermanfaat.

Indoor Pollution

Polusi udara bukan hanya terjadi di jalanan yang penuh dengan kendaraan bermotor. Jika kita menganggap bahwa hanya asap tebal di jalanan yang bisa mengancam kesehatan kita maka kita keliru sekali.

Di ruangan yang dingin ber-AC atau ruangan dengan angin sepoi-sepoi ternyata menyimpan potensi polusi udara. Kita namakan hal itu sebagai Indoor Pollution.

Indoor pollution ini justru lebih berbahaya dikarenakan aktifitas kita lebih banyak berada di dalam ruangan, seperti pada saat kerja atau saat istirahat di dalam rumah.  Sebut saja, sumber pencemar indoor pollution adalah asam rokok, obat nyamuk bakar, asap kompor, obat semprot nyamuk, bau cat dan sebagainya.

Berikut rincian sumber polusi di dalam ruangan.

1. Benzo-a-pyrene, sumbernya dari asal rokok dan berpotensi menyebakan kanker paru dan gangguan pernafasan.

2. Oksida Nitrogen, sumbernya dari asap kompor, terutama pada rumah dengan ventilasi udara yang kurang. Mengakibatkan gangguan pernafasan

3. Para-diclorobenzene, sumber dari kamper dan pengharum ruangan. Pencemar ini berpotensi mengakibatkan penyakit kanker.

4. Asbetos atau debu asbes, sumber dari atap rumah atau bahan berbahan dasar asber. Berpotens mengakibatkan gangguan pernafasan dan penyakit kanker.

5. Chloroform, sumber dari air panas yang memakai klorin. Berpotensi mengakibatkan kanker.

Setelah mengetahui, berbagai sumber indoor pollution di atas yang perlu kita lakukan adalah mengurangi atau tidak memakai sumber pencemar yang biasa kita pakai dan mengatur ulang tata ruang rumah supaya cukup ventilasi udara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!