Tulisan ini pernah dimuat di harian cetak nasional. Tulisan ini adalah versi ringkas dari aslinya.
Peringatan hari Lingkungan Hidup se-Dunia pada 5 Juni ini mengambil tema “Bersama Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim”. Pertanyaanya, seberapa mendesaknya sehingga kita perlu mengantisipasi dampak perubahah iklim tersebut? Lalu, apa yang harus dilakukan ?
Bumi Makin Panas
Lapisan atmosfer Bumi berfungsi sebagai perisai dari radiasi Matahari yang ekstrem panas dan benturan benda antariksa. Ada cahaya matahari yang terperangkap sehingg temperatur Bumi dalam ukuran moderat atau terasa hangat.
Aktifitas industri manusia yang tidak terkontrol mengubah komposisi senyawa atmosfer Bumi dengan menambah jumlah senyawa gas rumah kaca (GRK) seperti ozon (O3), karbondioksida (CO2),halokarbon (kelompok gas yang mengandung florine, klorin dan bromin), dinitro-oksida (N2O) ,uap air (H2O), dan methana (CH4).
Efek buruk dari pertambahan gas rumah kaca tersebut menjadi radiasi matahari yang harusnya ke luar angkasa, setelah terpantul dari permukaan Bumi, menjadi terperangkap. GRK tersebut mengakibatkan temperatur Bumi kian panas.
Efek kenaikan temperatur di atas sungguh dahsyat. Penguapan air di udara meningkat, suhu permukaan air laut naik, dan tekanan udara naik. Akibatnya adalah pola hujan yang biasanya periodik menjadi berubah. Perubahan aktifitas atmosfer Bumi di atas di kenal sebagai perubahan iklim. Baca juga: Upaya pencegahan pemanasan global.
Berbagai Dampak Negatif Perubahan Iklim
Iklim adalah rata – rata cuaca yaitu variasi penguapan, presipitasi, temperatur dan angin dalam periode panjang, seperti bulan dan tahun. Kalau cuaca dihitung dalam kisaran hari.
Perubahan iklim yang terjadi sekarang ini mengakibatkan kenaikan permukaan air laut. Akibatnya, infrastruktur pantai menjadi rusak, pulau – pulau kecil tenggelam, lahan pantai berkurang, rusaknya habitat pantai, intrusi air laut ke darat dan kerugian dalam bidang ekonomi seperti usaha tambak. Untuk Indonesia saja, ratusan ribu hektar pertanian produktif sekitar pantai akan hilang jika permukaan air laut naik 0,5 m.
Selain itu, perubahan iklim berdampak pada peningkatan penguapan di musim kemarau dan curah hujan di musim hujan dan kemunculan badai tropis. Akibatnya sektor pertanian akan terpukul dan ancaman krisis pangan menghadang di depan mata.
Tidak jarang muncul gelomabng panas El Nino yang merupakan anomali cuaca. Kemunculan El Nino membawa musim kemarau pada kondisi ekstrem. Kekurangan air bisa terjadi dimana-mana. Bahkan tidak jarang, waduk-pun akan kekeringan. Baca juga: Dampak pemanasan global bagi sektor kelautan.
Upaya Sinergis Mengatasi Perubahan Iklim
Upaya mengatasi perubahan iklim harus dilakukan oleh semua pihak, mulai dari pemerintah pusa, pemerintah daerah, ormas, LSM, perusahaan dan dunia pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah c q Kementrian Lingkungan Hidup menjadi garda depan yang menginiasiasi dan mengkoordinasi berbagai bentuk kegiatan yang perlu. Dari sudut politik, perlu dukungan politisi seperti wakil rakyat.
Jika selama ini kegiatan berbagai kementrian terkait seperti tumpang tindih, maka ini bisa jadikan koreksi. Presiden-lah melalu Badan Perencana Pembangunan Nasional yang bisa memberikan panduan strategi pengelolaan kegiatan antisipasi perubahan iklim.
Kalangan media massa, termasuk blogger bisa berperan dengan memberikan informasi yang mendidik dan membangun. Informasi yang benar dan tersebar luas akan memberikan pengaruh perubahan yang berarti.
Jadi, perubahan iklim yang menimpa Bumi harus dihadapi bersama – sama.